Kalo sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, maka sepele demi sepele lama-lama bikin kita jadi memble.
Setuju dong kalo sekarang traveling udah jadi lifestyle. Traveling juga udah jadi sumber mata pencaharian baru. Pelan-pelan traveling bukan lagi sekedar hobi, seiring dengan banyaknya bio di media sosial yang bertuliskan "fulltime traveler”.
Nggak heran kalo banyak dari kita yang udah pergi ke banyak tempat di Indonesia dan luar negeri. Alhasil bikin kita jadi saling berbagi banyak referensi destinasi lengkap dengan estimasi biayanya. Jadi, kita nggak usah nebak-nebak budget lagi kalo mau ke Kawah Ijen, Sempu, GIli Trawangan, Flores, Hutan Wanagama, dll. Tapi, tetep aja ada tujuh pengeluaran sepele ini yang sadar nggak sadar suka luput dari perhitungan. Padahal bisa bikin budget jadi nambah pelan-pelan lho. Simak!
Biaya ke Toilet Umum
Sebagai salah satu kebutuhan utama manusia, urusan buang air besar/kecil emang nggak bisa dihindari. Bahkan P! yakin Dian Sastro, Raisa, dan Pevita Pearce pun juga setuju sama pendapat ini. Soalnya muka secantik mereka tetep bakal kelihatan gusar kalo tiba-tiba nggak bisa buang air. Termasuk saat mereka lagi berpergian, jalan-jalan atau istilah kekiniannya traveling. Mustahil lo nggak bakal mampir ke tempat ini, walaupun cuma sekali.
Nah, kebutuhan buat buang air ini pun suka dibaca sebagai peluang sumber mata pencaharian oleh orang-orang yang peka sama urusan beginian. Alhasil banyak toilet-toilet umum dibuat jadi bertarif (dimana tarifnya dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar, hiks). Dari yang cuma seratus, lima ratus, seribu, sampe sekarang jadi dua ribu. Kelihatannya emang sepele banget sih. Yailah cuma dua ribu doang, perhitungan amat lo. Setengah setuju sih, soalnya buat lo yang anakbackpacker banget, sadar nggak sadar pengeluaran pertama ini bisa bikin biayatraveling lo jadi over budget juga lho.
P! pernah serius catetin jumlah pengeluaran ke toilet selama perjalanan Jakarta-Padang via darat. Hasilnya bisa lima puluh ribu sampe seratus ribuan sendiri. Ck.
Kasih Uang ke Pengamen
Ini tingkat keseringannya hampir mirip sama ke toilet sih. Cuma kalo buang air itu karena kebutuhan, sementara kasih uang ke pengamen adalah keterpaksaan. Terutama buat kalian yang suka makan di pinggir jalan saat berpergian dan harus berhadapan sama pengamen-pengamen yang maksa minta uang padahal nyanyinya baru bentar. Terus kalo dikasih lima ratus malah marah-marah. Jadinya mau nggak mau kita kasih seribu atau dua ribu deh biar dia pergi. Eh tapi nggak lama muncul lagi pengamen baru dengan pola yang sama. Coba hitung, Rp 2000,- x 5 pengamen x 3 tempat makan/hari x 3 hari waktu liburan = Rp 90.000,-
Sepele sih, tapi tetep aja bikin pengeluaran bertambah.
Beli Air Mineral, Cemilan, dan Tissue
Tiga hal ini selalu jadi teman setia kita di perjalanan. Makanya nggak boleh sampe kelewat dalam daftar bawaan liburan. Walaupun harganya terlihat sepele, tapi kadang penggunaan yang berlebihan (mis: sepuluh lembar tisu buat ngelap sepuluh jari tangan) dan salah tempat pembelian, bikin budget jalan-jalan jadi di luar perhitungan. Contohnya kayak beli di warung/toko yang harga barangnya ditentukan oleh mood si penjual, jadinya suka asal-asalan. Padahal buat anak backpackerharusnya sekecil apapun pengeluaran tetep dihitung. Misalnya kayak air mineral-air mineral bermerek minimarket yang suka jadi pilihan. Lumayan, beda empat ratus perak juga tetep bisa menyelamatkan budget dari pembengkakan. Ya, nggak?
Biaya Parkir
Buat lo yang traveling pake kendaraan pribadi, ini hal sepele yang juga bisa jadi biang keladi dari liburan yang over budget. Walaupun lagi-lagi cuma seribu, dua ribu, lima ribu. Tapi kalo makin sering lo parkir makin sering lo harus mengeluarkan recehan yang kalo dikali banyak maka jadi banyak. Hahaha, ya iyalah yauw. Belom lagi kalo mobil/motor lo berplat pendatang, lo harus siap dikenakan tarif parkir yang semena-mena. Sepengalaman P! malah ada beberapa tukang parkir yang menagih uang parkir di awal. Ketika kita mau keluar parkir, dia tak lagi ditemukan. Hiks.
Barang-barang Kecil Yang Suka Ke-Skip Lupa Dibawa
Mulai dari lupa bawa sikat gigi, shampoo, sabun, sampe handuk adalah barang yang suka luput dari ingatan kita kalo lagi packing. Kalo nginepnya di hotel yang memfasilitasi itu semua sih enak. Tapi kan nggak semua hotel menyediakan itu. Apalagi kalo ternyata lo malah berencana menginap di villa, rumah penduduk, tenda, hostel, atau penginapan umum, mau nggak mau ngeluarin duit tambahan deh buat beli itu semua. LAGI.
Ambil Uang di ATM Bank Tetangga
Namanya pergi ke tempat baru, lo belom tahu-tahu banget seluk-beluk daerah tersebut. Termasuk soal letak ATM yang bakal bisa jadi ‘biaya’ baru ketika lo kehabisan uang cash. Kenapa? Soalnya, kalo lo nggak menemukan mesin ATM bank lo, ada peluang buat lo menarik uang tunai dari ATM Bank tetangga. Di mana menyebabkan pemotongan uang dari rekening lo. Ya, kelihatannya kecil sih, tapi tetep aja bikin budget jalan-jalan lo jadi bertambah.
Kalimat “udah pake duit gue dulu aja nih”
Ini sering jadi samar-samar ketika lo udah mau hitung-hitungan sama temen liburan lo. Berawal karena di antara kalian ada yang punya UANG PAS/receh, akhirnya jadi talang-menalangi dulu. Biasanya sering terjadi saat kalian mau bayar makan, angkot, beli cemilan, atau bayar pintu masuk wisata.
Nah, saking rumitnya siapa menalangi siapa dan berapa jumlahnya, akhirnya daripada pusing, kalian pun saling mengikhlaskan biaya sepele yang bikin budgetjalan-jalan jadi bertambah. Hiks.
Ayo, yang punya pengalaman serupa cerita-cerita di comment dong. Atau kalo ada yang mau tambahin biaya sepele lain yang bisa bikin jalan-jalan jadi over budgettanpa sadar, bagi-bagilah di sini. *Salam fulltime traveler, part time laler*
Oleh: Intan Purnama SariSumber: www.provoke-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar