You can’t get everyone to like you, you can only get some to support you and the good thing is, that’s okay.
Sering kita dengar kata-kata pepatah yang selalu mengingatkan bahwa siapa yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan. Namun, di kala kehidupan abad ke 2-mencong-1 yang udah nggak karuan ini, kita nggak selalu mendapatkan kebaikan kembali. Terkadang, kita cuma dapat ampas, bahkan ampasnya ampas kalau lagi sial. Kata-kata pepatah hanya digunakan agar kita nggak takut sama dunia yang sebenernya jauh lebih kejam dari pada yang kita kira.
Contoh umum; kadang mau sebaik apapun sama kakak kelas bakal tetep dianggap sampah, iyakan? (semoga utas-utas di Indonesia selalu sabar dan tabah dalam menjalani hidup, amin)
Bisa dibilang dunia ini nggak adil. Mau sebaik apapun lo, pasti masih ada yang benci. Mau sebagus apapun karya lo, pasti masih ada yang gak suka. Mungkin kesannya gue terlalu dramatis tapi ini jujur adanya.
Lah terus lo, gue, kita sekelurahan harus gimana?
1. Menerima bukan untuk dibalas
Kalau mau berbuat baik, then do it for the sake of being kind. Jangan berharap untuk orang atau makhluk tersebut bakal membalas kebaikan lo dengan kebaikan juga.The world doesn’t revolve around you, sweetheart, lo bukan poros dari segalanya. Melainkan, lo termasuk dari planet yang berputar bersamaan dengan planet-planet yang lain. Kalau beruntung, akan ada bulan yang ikut berputar dengan lo, akan ada orang yang suka sama gaya lo. Dan kalau ternyata nggak ada, mungkin lo harus introspeksi diri. Tapi hampir nggak mungkin nggak ada yang suka, kok. Pasti ada.
2. Sadar kalau orang lain punya pendapat yang berbeda
Let’s say, lo udah sering menabung, bersedekah dan yang membantu orang yang nggak mampu tapi masih ada yang ngomong “IH SOK ALIM DEH LO” atau “BERASA APAAN LO?”
Lo diharapkan untuk diam sebelum melempar kursi (harfiah atau virtual, kadang anon-anon a*k fm perlu dilempari juga).
…….Atau lo bisa mencoba untuk mengerti kalau nggak semua orang punya moral yang sama dengan lo. Cara pikir orang berbeda-beda, ada yang berpendapat kalau TATA KRAMA DALAM BERBICARA (lagi-lagi ditujukan kepada para anon a*k fm) itu penting, ada juga yang berpendapat kalau berbicara lebih baik jujur, apa adanya dan nggak pakai saringan. Kalimat terakhir berhubungan dengan nomor selanjutnya……..
3. Boleh Nggak Suka, Tapi Jangan Ngerasa Paling Benar
Tentu, lo nggak selalu sependapat dengan sohib-sohib lo. Tapi, bukan berarti lo bisa ngerasa kalau pendapat lo paling benar, dan seenaknya merendah-rendahkan temen lo. Semua orang punya perasaan, yang sebaiknya lo jaga. Mentang-mentangfollowers lo berjuta-ribu umat bukan berarti lo punya hak untuk belagak kayak fashion stylist-nya vogue terus asal nganggep rendah gaya busana orang lain he he he
4. Jadi diri sendiri
Ini petuah paling salah sekaligus paling benar. Kalau lo udah jadi diri lo sendiri terus banyak yang gak suka- maksud gue dengan banyak adalah sekitar satu angkatan, mungkin, MUNGKIN, ada yang salah dengan sifat lo. MUNGKIN lho guys.
Tapi, ternyata lo udah mencoba untuk berbuat baik kepada sesama dan masih ada yang komentar gemes-unyu-minta-disentil-pake-kunci-inggris, ya, nggak usah didengerin. Toh juga mereka lama-lama bakal bosen terus ganti sasaran hujatan.
Intinya, pendapat orang mengenai diri lo sendiri itu nggak penting. Nggak ada orang lain di jagat raya bima sakti dan sekitarnya yang lebih kenal lo daripada diri lo sendiri, kenapa butuh pendapat orang lain? Yang banyak komentar biasanya iri dan yang nggak suka biasanya mau mengubah lo jadi apa yang mereka mau (untuk dipergunakan demi keuntungan mereka sendiri).
Oleh: Shania Myandra
Sumber: www.provoke-online.com
Sumber: www.provoke-online.com